Bintang juga menyanyi


Sejak lama bintang di langit telah memikat mata
manusia dengan bentuk dan
kerlipnya. Tapi, tahukah Anda,
bintang ternyata bisa 'menyanyi'. Ini adalah temuan para
astrofisikawan dari University of
Birmingham dan sejumlah
ilmuwan NASA. Nyanyian bintang
mereka tangkap ketika
mengukur perubahan kerlip Bintang KIC 11026764 atau yang
juga dikenal dengan nama
'Gemma'.

Bintang ini besarnya
sekitar dua kali lipat Matahari. Para ilmuwan menemukan,
bintang yang berjarak 3.100
triliun mil dari Bumi bisa bergetar
seperti instrumen musik. Getaran
ini disebabkan proses mirip
gempa atau 'starquake' -- yang beresonansi dari permukaan ke
inti bintang.

Menggunakan teknik yang disebut
astroseismologi, para ilmuwan
mampu mendeteksi kerlip itu dan
merekonstruksi suara yang
dihasilkannya. Hasilnya, adalah dengung yang
harmonis yang terdengar seperti
hembusan angin tipis di atas
mikrofon.

Bukan sembarang
nyanyian, menurut Dr Bill Chaplin,
seorang asteroseismolog di Birmingham University, ini
menguak informasi baru yang
berharga tentang struktur
internal bintang. Getaran ini membantu para
astronom mempelajari lebih
lanjut ukuran, umur, dan
komposisi bintang lainnnya.

"Pada dasarnya bintang
beresonansi seperti halnya
instrumen musik raksasa. Secara
alami, bintang mengeluarkan
suara, namun kita tak bisa
mendengarnya, kecuali pergi ke luar angkasa mendekatinya,"
kata Chaplin, seperti dimuat situs
Telegraph.

Mengapa bintang bisa bersuara?
Dijelaskan Chaplin, ini karena
bintang tak terbentuk secara solid
hingga inti. "Ini membuat bintang bergetar.
Meski tak terdendengar dari Bumi,
kita bisa mendeteksinya secara
visual dari kerlipnya. Dan
merekonstruksinya menjadi
suara," tambah Chaplin.

Riset terbaru ini hanya enam
bulan pasca ilmuwan Sheffield
University merekam getaran musik harmonis yang
menakutkan dari permukaan
Matahari. Dr Chaplin bekerja dengan tim
ilmuwan internasional yang
menggunakan data yang
ditangkap oleh teleskop Kepler
milik NASA.

Dari kerlip bintang bisa dipelajari
bahwa, mirip perbandingan biola
dan cello -- makin besar bintang
maka makin rendah frekuensi
getarannya. Ini untuk mengetahui
ukuran bintang. Sementara untuk materi
pembentuk bintang, ilmuwan
berpatok pada prinsip, gelombang
suara yang melalui inti helium
padat akan lebih cepat daripada
hidrogen. Getaran kemudian mempengaruhi cahaya yang
dilepaskan oleh bintang. Melakukan pengukuran jenis ini,
para ilmuwan berhasil
mengkalkulasi bahwa Bintang
Gemma berusia lebih dari 5,94
miliar tahun -- atau semiliar tahun
lebih tua dari Matahari. Gemma terus tumbuh hingga
menjadi bola raksasa dan sedang
memasuki masa-masa akhir
hidupnya.

Para ilmuwan juga menemukan
bahwa Gemma memiliki inti yang
terdiri sebagian besar helium
yang dikelilingi oleh kulit tipis di
mana berlangsung reaksi fusi
hidrogen yang jadi sumber kekuatannya.

sumber berita VIVAnews

0 komentar:

Posting Komentar